Jumat, 27 Mei 2016

Ms.EXCEL

TUGAS MAKALAH
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN
 MOTIVASI BELAJAR

Tentang :
1.      Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi Belajar
2.      Pengertian dari Motivasi Internal dan Eksternal .


http://profile.ak.fbcdn.net/hprofile-ak-snc4/41779_158807910812485_2335_n.jpg

Disusun Oleh : Kelompok 6
1.      Musdalifah Harahap
2.      Yuafnida Ritonga
3.      Siti Komaria Pane
4.      Noni Nurfalah Siregar
5.      Eka Natalia Tumanggor  
6.    Wiwik Pranita


    
JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
YAYASAN UNIVERSITAS LABUHAN BATU
2014-2015
                     



DAFTAR ISI

BAB  I    PENDAHULUAN
1.1         Latar Belakang....................................................................................................1
1.2         Tujuan................................................................................................................ 2

BAB  II  PEMBAHASAN
2.1 ..  Pengertian Motivasi Belajar.............................................................................. 3
2.2.    Jenis Motivasi.................................................................................................... 4
2.3.   Motivasi dalam Belajar....................................................................................... 5
2.4.   Fungsi Motivasi dalam Belajar........................................................................... 5
2.5... Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar............................................. 6
2.5.1 Unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar menurut Max Darsono…….6
2.5.1.1   Cita-cita atau aspirasi....................................................... 7
 2.5.1.2   Kemampuan Belajar.........................................................7
 2.5.1.3   Kondisi Siswa.................................................................. 8
 2.5.1.4   Kondisi Lingkungan........................................................ 8
 2.5.1.5   Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar................................ 9
 2.5.1.6   Upaya Guru Membelajarkan Siswa.................................. 9
 2.6    Prinsip-prinsip Motivasi Belajar.................................................................. 9
 2.7    Upaya-upaya meningkatkan Motivasi Belajar.......................................... 11
...

BAB  III  PENUTUP
         3.1     Kesimpulan............................................................................................... 17

DAFTAR PUSTAKA











BAB I
PENDAHULUAN

1.1            Latar Belakang
            Motivasi itu sendiri menurut Oemar Hamalik (2005:106), adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
Motivasi mendorong seseorang melakukan sesuatu untuk mencapai tujuan yang ingin dicapainya. Disini motivasi adalah sangat penting, motivasi merupakan konsep yang menjelaskan alasan seseorang berperilaku. Apabila terdapat dua anak yang memiliki kemampuan sama dan memberikan peluang dan kondisi yang sama untuk mencapai tujuan, kinerja dan hasil yang dicapai oleh anak yang termotivasi akan lebih baik dibandingkan dengan anak yang tidak termotivasi. Motivasi menentukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa. Belajar tanpa motivasi sulit untuk mencapai keberhasilan secara optimal (Oemar Hamalik, 2005:108).
Hal ini dapat diketahui dari pengalaman dan pengamatan sehari-hari. Secara sederhana dapat dikatakan bahwa apabila anak tidak memiliki motivasi belajar, maka tidak akan terjadi kegiatan belajar pada diri anak tersebut. Walaupun begitu, hal itu kadang-kadang menjadi masalah karena motivasi bukanlah suatu kondisi. Apabila motivasi anak itu rendah, umumnya diasumsikan bahwa prestasi yang bersangkutan akan rendah dan besar kemungkinan ia tidak akan mencapai tujuan belajar. Bila hal ini tidak diperhatikan, tidak dibantu, siswa gagal dalam belajar. (Catharina, 2004:112).
Pada kenyataannya motif setiap orang dalam belajar dapat berbeda satu sama lain. Ada siswa yang rajin belajar karena ingin menambah ilmu pengetahuan, adapula siswa yang belajar karena takut dimarahi oleh orang tua.  Adanya perbedaan motivasi tersebut dipengaruhi oleh motivasi instrinsik yang muncul dalam diri sendiri tanpa dipengaruhi oleh sesuatu diluar dirinya. Dan motivasi ekstrinsik yang muncul dalam diri seseorang karena adanya pengaruh dari luar seperti: guru, orang tua dan lingkungan sekitar. Seseorang yang motivasinya besar akan menampakkan minat, perhatian, konsentrasi penuh, ketekunan tinggi, serta berorientasi pada prestasi tanpa mengenal perasaan bosan, jenuh apalagi menyerah. Sebaliknya siswa yang rendah motivasinya akan terlihat acuh tak acuh, cepat bosan, mudah putus asa dan berusaha menghindar dari kegiatan. Dalam kaitannya dengan kegiatan, motivasi erat hubungannya dengan aktualisasi diri sehingga motivasi yang paling mewarnai kebutuhan siswa dalam belajar adalah motivasi belajar untuk mencapai prestasi yang tinggi.
           Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan masalah di dalam makalah ini adalah .


1.     


1.2            Tujuan
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan beberapa tujuan dari makalah ini, yaitu :
1.        Untuk menjelaskan pengertian motivasi belajar.
2.        Untuk menjelaskan jenis-jenis serta prinsip dari motivasi belajar
3.        Agar mahasiswa dapat mengerti fungsi dari motivasi belajar.










































2.     
BAB II
PEMBAHASAN

2.1     Pengertian Motivasi Belajar
Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti bergerak (move). Motivasi menjelaskan apa yang membuat orang melakukan sesuatu, membuat mereka tetap melakukannya, dan membantu mereka dalam menyelesaikan tugas-tugas. Hal ini berarti bahwa konsep motivasi digunakan untuk menjelaskan keinginan berperilaku, arah perilaku (pilihan), intensitas perilaku (usaha, berkelanjutan), dan penyelesaian atau prestasi yang sesungguhnya (Pintrich, 2003).
Menurut Santrock, motivasi adalah proses yang memberi semangat, arah, dan kegigihan perilaku. Artinya, perilaku yang memiliki motivasi adalah perilaku yang penuh energi, terarah, dan bertahan lama (Santrock, 2007). Dalam kegiatan belajar, maka motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak di dalam diri siswa yang menimbulkan kegiatan belajar, yang menjamin kelangsungan dari kegiatan belajar dan memberikan arah pada kegiatan belajar, sehingga tujuan yang dikehendaki oleh subjek belajar itu dapat tercapai (Sardiman, 2000).
Sejalan dengan pernyataan Santrock di atas, Brophy (2004) menyatakan bahwa motivasi belajar lebih mengutamakan respon kognitif, yaitu kecenderungan siswa untuk mencapai aktivitas akademis yang bermakna dan bermanfaat serta mencoba untuk mendapatkan keuntungan dari aktivitas tersebut. Siswa yang memiliki motivasi belajar akan memperhatikan pelajaran yang disampaikan, membaca materi sehingga bisa memahaminya, dan menggunakan strategi-strategi belajar tertentu yang mendukung. Selain itu, siswa juga memiliki keterlibatan yang intens dalam aktivitas belajar tersebut, rasa ingin tahu yang tinggi, mencari bahan-bahan yang berkaitan untuk memahami suatu topik, dan menyelesaikan tugas yang diberikan.
Siswa yang memiliki motivasi belajar akan bergantung pada apakah aktivitas tersebut memiliki isi yang menarik atau proses yang menyenangkan. Intinya, motivasi belajar melibatkan tujuan-tujuan belajar dan strategi yang berkaitan dalam mencapai tujuan belajar tersebut (Brophy, 2004).
Istilah motivasi mengacu kepada faktor dan proses yang mendorong seseorang untuk bereaksi dalam berbagai situasi. Sedangkan menurut Rochman Natawidjaya (1979:78) menyatakan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku, yang mengatur tingkah laku atau perbuatan untuk memuaskan kebutuhan atau menjadi tujuan.






3.
2.2       Jenis Motivasi
Motif yang mendasari tingkah laku manusia banyak jenisnya dan dapat digolongkan berdasarkan latar belakang perkembangannya, motif dapat dibagi menjadi dua yaitu motif primer dan sekunder. 1.) Motif primer adalah motif bawaan, tidak dipelajari. Motif ini timbul akibat proses kimiawi fisiologik yang terdapat pada setiap orang. 2.) Motif sekunder adalah motif yang diperoleh dari belajar melalui pengalaman. Motif sekunder ini, oleh beberapa ahli disebut juga motif sosial. Lidgren menyatakan bahwa motif sosial adalah motif yang dipelajari dan bahwa lingkungan individu memegang peranan yang penting (Darsono, 2000:62).
Menurut Bimo Walgito (2003:224) menyatakan bahwa motif dibagi menjadi dua yaitu motif fisiologis dan motif sosial. 1.) Motif fisiologis adalah dorongan yang berkaitan dengan kebutuhan-kebutuhan untuk melangsungkan eksistensinya sebagai mahluh hidup. Seperti ketika lapar ada dorongan untuk makan, haus ada dorongan untuk minum. Karena itu motif ini sering disebut sebagai motif dasar (basic motives) atau motif primer (primery motives). 2.) Motif sosial adalah motif yang mempelajari dalam kelompok sosial (social group). McClelland (lin. Morgan, dkk., 1984) berpendapat bahwa motif sosial itu dapat dibedakan dalam (1) motif berprestasi (achievement motivation), (2) motif kebutuhan afiliasi (need for affiliation), (3) motif kebutuhan berkuasa (need for power).






















4.
2.3       Motivasi Dalam Belajar
Menurut pendapat aliran Skolastik belajar adalah mengulang-ulang bahan yang harus dipelajari (Sumadi Suryabrata,1984:244). Sedangkan menurut Oemar Hamalik (2005:36) menyatakan bahwa belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman.
Belajar adalah suatu tingkah laku atau kegiatan dalam rangka mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotor, maupun sikap. Agar kegiataan ini terwujud, harus ada motivasi, yang disebut motivasi belajar (Max Darsono, 2000:64).
Didalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan motif dan motivasi itu dipelajari, termasuk dalam motivasi belajar. Oleh karena itu motivasi dapat timbul tenggelam atau berubah, disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor faktor ini perlu diketahui, terutama oleh guru, agar dapat memelihara dan memperkuat faktor yang meningkatkan motivasi belajar, dan menghindari factor  yang melemahkan motivasi belajar.

2.4              Fungsi Motivasi Dalam Belajar
Dengan mantapnya disiang bolong, si abang becak mendayung becak untuk mengankut penumpangnya, demi mencari makan untuk anak istrinya. Dengan teguhnya anggota ABRI itu melintasi sungai dengan meniti tambang. Berjam-jam tanpa mengenal lelah para pemain sepak bola itu berlatih untuk menghadapi babak kualifikasi pra piala dunia. Para pelajar mengurung dirinya dalam kamar untuk belajar, karena akan menghadapi ujian pada pagi harinya. Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh masing-masing pihak itu sebenarnya dilatarbelakangi oleh sesuatu atau yang secara umum dinamakan motivasiMotivasi inilah yang mendorong mereka untuk melakukan suatu kegiatan atau pekerjaan.
Begitu juga untuk belajar sangat diperlukan adanya motivasi. Motivation is an essential condition of learning. Hasil belajar akan menjadi optimal, kalau ada motivasi. Makin tepat motivasi yang diberikan, akan makin berhasil pula pelajaran itu. Jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa.
Perlu ditegaskan, bahwa motivasi bertalian dengan suatu tujuan. Seperti disinggung di atas, bahwa walaupun di saat siang bolong si abang becak itu juga menarik becaknya Karena bertujuan untuk mendapatkan uang demi menghidupi anak istrinya. Juga para pemain sepak bola rajin berlatih tanpa mengenal lelah, karena mengharapkan akan mendapatkan kemenangan dalam pertandingan yang akan dilakukannya. Dengan demikian, motivasi mempengaruhi adanya kegiatan.
Sehubungan dengan hal tersebut ada 3 fungsi motivasi :
1.        Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energy. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan.
2.        Menentukan arah perbuatan, yakni dengan kearah tujuan yang hendak di capai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya.
5.
3.        Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan – perbuatan apa yang harus dikerjakan, yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan – perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
Disamping itu, ada juga fungsi – fungsi lain. Motivasi dapat sebagai pendorong usaha dan pencapaian prestasi. Seorang melakukan suatu usaha karena adanya motivasi. Adanya motivasi yang baik dalam belajar akan menunjukkan hasil yang baik. Dengan kata lain, dengan adanya usaha yang tekun dan terutama didasari adanya motivasi, maka seseorang yang belajar itu akan dapat melahirkan prestasi yang baik. Intensitas motivasi seorang siswa akan sangat menentukan tingkat pencapaian prestasi belajarnya.
































2.5       Unsur – unsur yang mempengaruhi motivasi belajar
2.5.1    Menurut Max Darsono menyatakan bahwa unsur-unsur yang mempengaruhi motivasi belajar adalah sebagai berikut :
2.5.1.1 Cita-cita atau Aspirasi
Cita-cita disebut juga aspirasi adalah suatu target yang ingin dicapai. Penentuan target ini tidak sama bagi semua siswa. Target ini diartikan sebagai tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang.
Yang dimaksud dengan cita-cita atau aspirasi di sini ialah tujuan yang ditetapkan dalam suatu kegiatan yang mengandung makna bagi seseorang (W.S. Winkel, 1989: 96). Aspirasi ini dapat bersifat positif, dapat pula bersifat negatif. Siswa yang mempunyai aspirasi positif adalah siswa yang menunjukkan hasratnya untuk memperoleh keberhasilan. Sebaliknya siswa yang mempunyai aspirasi negatif adalah siswa yang menunjukkan keinginan atau hasrat menghindari kegagalan.
Dalam beraspirasi siswa menentukan target atau disebut juga taraf aspirasi, yaitu taraf kebersilan yang ditentukan sendiri oleh siswa dan ia mengharapkan dapat mencapainya. Taraf aspirasi atau taraf keberhasilan ini dapat dipakai sebagai ukuran untuk menentukaan apakah siswa mencapai sukses atau tidak.

2.5.1.2 Kamampuan Belajar
Dalam belajar dibutuhkan berbagai kemampuan. Kemampuan ini meliputi beberapa aspek psikis yang terdapat dalam diri siswa, misalnya pengamatan, ingatan, daya pikir, fantasi.
Orang belajar dimulai dengan mengamati bahan yang dipelajari. Pengamatan dilakukan dengan mengfungsikan panca indera. Makin baik pengamatan seseorang, makin jelas tanggapan yang terekam dalam dirinya, dan makin mudah merepoduksi atau mengingat apa yang mengolahnya dengan berpikir, sehingga memperoleh sesuatu yang baru. Daya fantasi juga sangat berpengaruh terhadap perolehan pengetahuan, keterampilan dan sikap.
Jadi siswa yang mempunyai kemampuan belajar tinggi, biasanya lebih bermotivasi dalam belajar, karena siswa seperti itu lebih sering memperoleh sukses, sehingga kesuksesan ini memperkuat motivasinya.







6.

2.5.1.3 Kondisi Siswa
Siswa adalah makhluk hidup yang terdiri dari kesatuan psikofisik. Jadi kondisi siswa yang mempengaruhi motivasi belajar disini berkaitan dengan kondisi fisik, dan kondisi psikologis. Tetapi biasanya guru lebih cepat melihat kondisi fisik, karena lebih jelas menunjukkan gejalanya dari pada kondisi psikologisnya. Misalnya siswa yang kelihatan lesu, mengantuk akibat begadang atau siswa yang dimarahi orang tuanya dan terbawa ke sekolah akan mengurangi bahkan menghilangkan motivasi belajar siswa.

2.5.1.4 Kondisi Lingkungan
Kondisi lingkungan merupakan unsur-unsur yang datang dari luar diri siswa. Lingkungan siswa, sebagaimana juga lingkungan individu pada umumnya, ada tiga, yaitu lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat. Guru harus berusaha mengelola kelas, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menampilkan diri secara menarik, dalam rangka membantu siswa termotivasi dalam balajar.
Lingkungan fisik sekolah, sarana dan prasarana, perlu ditata dan dikelola, supaya menyenangkan dan membuat siswa betah belajar. Kecuali kebutuhan siswa terhadap sarana dan prasarana, kebutuhan emosional psikologis juga perlu mendapat perhatian. Kebutuhan rasa aman misalnya, sangat mempengaruhi motivasi belajar siswa. Kebutuhan berprestasi, dihargai, diakui, merupakan contoh-contoh kebutuhan psikologis yang harus terpenuhi, agar motivasi belajar timbul dan dapat dipertahankan.

2.5.1.5 Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar
Unsur-unsur dinamis dalam belajar adalah unsur-unsur yang keberadaannya dalam proses belajar tidak stabil, kadang-kadang kuat, kadang22 kadang lemah dan bahkan hilang sama sekali. Khususnya kondisi-kondisi yang sifatnya kondisional. Misalnya keadaan emosional siswa, gairah belajar, situasi dalam keluarga.

2.5.1.6 Upaya Guru Membelajarkan Siswa
Upaya yang dimaksud disini adalah bagaimana guru mempersiapkan diri dalam membelajarkan siswa mulai dari penguasaan materi, cara menyampaikannya, menarik perhatian siswa, mengevaluasi belajar siswa.
Bila upaya-upaya tersebut dilaksanakan dengan berorientasi pada kepentingan siswa, maka diharapkan upaya tersebut dapat menimbulkan motivasi belajar siswa. Bila upaya guru hanya sekedar mengajar, artinya keberhasilan guru yang menjadi titik tolak, besar kemungkinan siswa tidak tertarik untuk belajar. Dengan kata lain motivasi belajar siswa melemah atau hilang.




2.6       Prinsip-prinsip Motivasi Belajar
            Menurut Kenneth H Hoover (dalam Hamalik, 2009: 114), mengemukakan bahwa prinsip-prinsip motivasi belajar sebagai berikut.
1.    Pujian lebih efektif daripada hukuman. Hukuman bersifat menghentikan suatu perbuatan, sedangkan pujian bersifat menghargai yang telah dilakukan.
2.    Para siswa mempunyai kebutuhan psikologis (yang bersifat dasar) yang perlu mendapat kepuasan. Kebutuhan-kebutuhan itu berwujud dalam bentuk yang berbeda-beda. Siswa yang dapat memenuhi kebutuhannya secara efektif melalui kegiatan-kegiatan belajar hanya memerlukan sedikit bantuan dalam motivasi belajar.
3.    Motivasi yang bersumber dari dalam diri individu lebih efektif daripada motivasi yang berasal dari luar.
4.    Tingkah laku (perbuatan) yang serasi (sesuai dengan keinginan) perlu dilakukan penguatan (reinforcement). Penguatan perlu dilakukan pada setiap tingkat pengalaman belajar.
5.    Motivasi mudah menjalar kepada orang lain. Guru yang berminat dan antusias dapat mempengaruhi siswa, sehingga berminat dan antusias pula, yang pada gilirannya akan mendorong motivasi rekan-rekannya, terutama dalam kelas bersangkutan.
6.    Pemahaman yang jelas terhadap tujuan-tujuan akan merangsang motivasi belajar. Apabila siswa telah menyadari tujuan belajar dan pembelajaran yang hendak dicapainya, maka perbuatan belajar kearah tujuan tersebut akan meningkat, karena daya dorongnya menjadi lebih besar.
7.    Tugas-tugas yang dibebankan oleh diri sendiri akan menimbulkan minat yang lebih besar untuk melaksanakannya daripada tugas-tugas yang dipaksakan dari luar.
8.    Ganjaran yang berasal dari luar kadang-kadang diperlukan dan cukup efektif untuk merangsang minat belajar. Dorongan berupa pujian, penghargaan, oleh guru terhadap keberhasilan siswa dalam belajar dapat merangsang minat dan motivasi belajar yang lebih efektif.
9.    Teknik dan prosedur pembelajaran yang bervariasi adalah efektif untuk memelihara minat siswa. Strategi pembelajaran yang bervariasi dapat menciptakan suasana yang menantang dan menyenangkan bagi siswa, sehingga lebih mendorong motivasi belajar.
10.  Minat khusus yang dimiliki oleh siswa bermanfaat dalam belajar dan pembelajaran.
11.  Kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merangsang minat belajar bagi siswa yang tergolong pandai, karena adanya perbedaan tingkat kemampuan.
12.  Kecemasan dan frustasi yang lemah kadang-kadang dapat membantu siswa belajar menjadi lebih baik. Keadaan emosi yang lemah dapat mendorong perbuatan yang lebih energik.
13.  Kecemasan yang serius akan menyebabkan kesulitan belajar, dan mengganggu perbuatan belajar siswa karena perhatiannya terarah pada hal lain.

7.
2.7                   Upaya-upaya  meningkatkan motivasi belajar  adalah sebagai berikut :
             Seperti diketahui, motivasi belajar siswa tidak sama kuatnya. Pada siswa yang motivasinya bersifat nsureic, kemauan belajarnya lebih kuat dan tidak tergantung pada nsure di luar dirinya. Sebaliknya dengan siswa yang motivasinya belajarnya bersifat ekstrinsik. Kemauan untuk belajar sangat tergantung pada kondisi di luar dirinya. Namun demikan, di dalam kenyataan, motivasi ekstrinsik inilah yang banyak terjadi, lebih-lebih pada anak-anak dan remaja. Oleh karena itu, upaya menimbulkan dan meningkatkan motivasi belajar, khususnya oleh guru, merupakan suatu hal yang perlu dan wajar.
Beberapa upaya yang dilakukan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa adalah sebagai berikut:
1.     Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar.
2.     Mengoptimalkan nsure-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran.
      3.     Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa.
4.     Mengembangkan cita-cita atau aspirasi siswa.
1.                  Mengoptimalkan penerapan prinsip-prinsip belajar
                        Ada beberapa prinsip yang terkait dalam proses belajar, misalnya perhatian siswa, keaktifan siswa, keterlibatan langsung siswa, pengulangan belajar, materi pelajaran yang merangsang dan menantang, pemberian balikan dan penguatan (reinforcement) dan lain-lain.
            Agar motivasi belajar siswa meningkat, hendaknya guru berusaha menciptakan situasi sedemikian rupa, sehingga perhatian, keterlibatan siswa dan lain-lain yang termasuk prinsip belajar berfungsi secara optimal.
3.    Mengoptimalkan nsure-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran
Yang dimaksud dengan nsure-unsur dinamis dalam belajar ialah nsure-unsur yang keberadaannya dapat berubah-ubah, dari tidak ada menjadi ada, dari keadaan melemah menjadi menguat. Termasuk dalam nsure-unsur ini antara lain bahan mengajar dan upaya pengadaannya, suasana belajar dan upaya pengembangannya, kondisi siswa dan upaya penyiapannya dan penguatannya.
Guru hendaknya berusaha mengorganisasikan materi pelajarn sehingga siswa mudah dan senang mempelajarinya. Selain itu guru harus pula mempertimbangkan beberapa hal dalam memilih materi pelajaran, antara lain tingkat kemampuan siswa, tingkat perkembangan (usia) siswa, keterkaitannya dengan pengalaman siswa, kesesuaian materi dengan minat atau lingkungan siswa.

4.    Mengoptimalkan pemanfaatan pengalaman atau kemampuan yang telah dimiliki oleh siswa
Siswa lebih senang mempelajari materi pelajaran yang baru, apabila siswa mempunyai latar belakang pengalaman untuk mempelajari materi baru tersebut. Oleh karena itu, guru pandai-pandai memilih contoh-contoh untuk menjelaskan suatu konsep baru, contoh-contoh ini hendaknya banyak terdapat di lingkungan siswa.
8.
4.                  Mengembangkan cita-cita atau aspirasi siswa
Setiap siswa mempunyai cita-cita untuk mencapai kesuksesan dalam belajar, namun tidak semua siswa mencapai kesuksesan tersebut.  Kesuksesan biasanya dapat meningkatkan aspirasi dan kegagalan mengakibatkan aspirasi rendah. Untuk meningkatkan aspirasi ini, hendaknya guru tidak menjadikan siswa selalu gagal. Kegagalan yang berkepanjangan menyebabkan perencanaan siswa tidak realistik dan siswa menjadi tidak bergairah untuk mencapainya. Alangkah idealnya apabila siswa diberi kesempatan merumuskan tujuan belajar yang sesuai dengan kemampuannya, sehingga motivasi mereka untuk mencapai tujuan itu lebih kuat




















BAB  III
PENUTUP
3.1       Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan bahwa motivasi mengacu kepada faktor dan proses yang mendorong seseorang untuk bereaksi dalam berbagai situasi. Didalam kehidupan sehari-hari, kebanyakan motif dan motivasi itu dipelajari, termasuk dalam motivasi belajar. Oleh karena itu motivasi dapat timbul tenggelam atau berubah, disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi. Faktor faktor ini perlu diketahui, terutama oleh guru, agar dapat memelihara dan memperkuat faktor yang meningkatkan motivasi belajar, dan menghindari factor  yang melemahkan motivasi belajar.
Sedangkan factor-faktor yang mendukung motivasi belajar diantaranya factor internal contohnya : motivasi yang tumbuh dari dalam diri sendiri dan eksternal contohnya : dari keluarga, lingkungan. Sehubungan dengan hal tersebut ada 3 fungsi motivasi,yaitu Mendorong manusia untuk berbuat,  Menentukan arah perbuatan, dan Menyeleksi perbuatan.


























DAFTAR PUSTAKA
A. M. Sardiman., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Cet V. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 1994
Djamarah, Syaiful Bahri., Psikologi Belajar. Cet I. Jakarta: Rineka Cipta. 2002